Bukan karena tak tahu, tetapi belum sempat mengerti caranya.
Sudahkan kamu memiliki smartphone? Jawabannya bisa sudah dan belum (bukan tidak ya :D). Ketika kita punya keinginan untuk memiliki sebuah gadget berupa smartphone, akan muncul 1 pertanyaan besar, yaitu: "Beli merk apa ya baiknya?". Ya, itu adalah pertanyaan yang dimiliki semua orang dan harus mereka jawab sendiri. Tapi pertanyaan itu tidak akan pernah muncul andai kata pilihan smartphone tidak sebanyak saat ini. Mau mencoba menghitung? Silahkan dicoba ya. Kita mulai dari vendor terbesar sampai lokal ya; Samsung, mulai dari smartphone entry level sampai high-end dan dimuali tahun 2011 saja; kemudian Apple, Sony, BlackBerry, Nokia, Google Nexus, Motorola, HTC, ASUS, LG, Lenovo, Acer, Oppo, Acer, Huawei, CROSS, mito, S-Nexian, dan lainnya. Sudah ketemu berapa banyak tipe smartphone yang ada? Sudahlah, lupakan saja :D
Semakin banyak vendor mengeluarkan tipe smartphone, semakin bingung konsumen akan membeli yang mana. Mereka membedakan berdasarkan spesifikasi. Dan semakin tinggi spesifikasinya, semakin tebal rupiah yang kita keluarkan.
Dari masalah 'tebal' itu tadi, ada beberapa ide yang seolah-olah memberikan solusi dari kebutuhan kita akan smartphone. Dan ide ini menjadi masalah baru ditengah-tengah kebingungan konsumen dalam memilih samrtphone. Ide yang saya maksud adalah ide untuk membuat duplikasi smartphone. Wajar saja kalau ide ini muncul, karena kita menginginkan smartphone dengan spesifikasi wah dan harganya 'tipis'.
Belakangan marak sekali produk-produk smartphone aspal atau yang biasa kita sebut KW/Super Copy/ Super King/ Cina (tak ada maksud rasis, ini istilah yang ramai dipakai masyarakat). Produsen ini sebenarnya kreatif. Tapi saya lebih suka menyebut mereka oknum daripada produsen. Kenapa? Produk yang mereka buat jelas-jelas menjiplak ide dari vendor lain yang dengan susah payah dan keluar uang banyak untuk kreatif serta membeli hak paten. Katakanlah Samsung dan Apple yang kemarin gencar-gencar saling menuntun paten mereka dan menuduh satu sama lain menjiplaknya. Keduanya juga terkena denda dan hubungan bisnis sedikit terganggu karena kasus penjiplakan produk.
Nah, apa gak mikir yang memproduksi smartphone aspal ini kalau saja vendor yang produknya mereka jiplak mencari mereka? Sayangnya vendor yang produknya dijiplak masih kelihatan acuh. Hal ini bisa disebabkan produksi smartphone aspal diproduksi secara mandiri atau katakanlah ini produksi rumahan, bukan atas nama perusahaan. Faktor lain mungkin juga karena ini bukan merupaka persaingan yang wajib mereka pedulikan, sebab segmen yang disasar jelas beda. begitu juga dengan kita, jelas sudah tau mana yang asli atau yang aspal. Atau mungkin ada faktor lain sehingga vendor yang produknya dijiplak habis-habisan tidak kebakaran jenggot saya belum tahu.
Baca juga: Cara Rooting Android dan Cara Seting USB OTG
Bagi konsumen awam atau bisa saya katakan 'switcher', karena sebelumnya belum pernah memiliki smartphone, hal ini sangat bahaya kalau tidak tahu smartphone yang akan dibelinya asli atau aspal. Jelas sekali akan ada kerugian jika mereka membeli produk aspal dari oknum tertentu. Kasus yang sekarang marak yaitu; kebanyakan smartphone gahar milik Samsung dijiplak. Sebagai contoh adalah Galaxy S series. Mulai dari S2 sampai S4. Kalau dari vendor lain belum pernah menemui atau mungkin saya saja yang belum tahu.
Oknum membuat smartphone aspal/replika dengan desain yang nyaris sama secara kasat mata dengan produk dari Samsung. Mulai dari ukuran, ketebalan, posisi komponen, kemasan, modifikasi firmware dan sistem operasi memakai Android. Hanya saja spesifikasi yang mereka sematkan berbeda. Sebagai contoh kita akan bahas Samsung Galaxy S4 vs Super Copy Galaxy S4.
Perbandingan Spesifikasi:
Samsung Galaxy S4 GT-I9500
Jaringan: GSM 850 / 900 / 1800 / 1900, 3G HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100 [ASLI]
Jaringan: GSM 800 / 850 / 1800 / 1900, 3G HSDPA ~ [PALSU]
Prosesor: Exynos 5 Octa 5410 Quad-core 1.6 GHz Cortex-A15 & quad-core 1.2 GHz Cortex-A7 GPU PowerVR SGX 544MP3 [ASLI]
Prosesor: MTK 6577 dual core 1.2GHz Cortex A9 + SGX531 GPU [PALSU]
OS: Android 4.2.2 Jelly Bean [ASLI]
OS: Android 4.2.2 Jelly Bean [PALSU]
Memori: ROM 16GB, RAM 2GB [ASLI]
Memori: ROM 2GB, RAM 512MB [PALSU]
Layar: 5.0 inches (~441 ppi pixel density), Resolusi 1080 x 1920 pixels, Super AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors, Corning Gorilla Glass 3, TouchWiz UI [ASLI]
Layar: 5.0 inches (ppi ~), Resolusi 960 x 540 pixels, 16M colors [PALSU]
Kamera: Primer: 13 MP, 4128 x 3096 pixels, autofocus, LED flash. Fitur: Dual Shot, Simultaneous HD video and image recording, geo-tagging, touch focus, face and smile detection, image stabilization, HDR. Se kunder: 2 MP,1080p@30fps, dual video call [ASLI]
Kamera: Primer: Rear 8 MP, flash light. Sekunder: 1.3 MP video recording [PALSU]
WiFi: 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, DLNA, Wi-Fi Direct, Wi-Fi hotspot [ASLI]
WiFi: 802.11b/g [PALSU]
Bluetooth: v4.0 with A2DP, EDR, LE [ASLI]
Bluetooth: v2.1 [PALSU]
Baterai: Li-Ion 2600 mAh battery, Talk Time: 17 jam, Standby: 370 jam [ASLI]
Baterai: Li-Ion 2100 mAh battery, Talk Time: 4 jam, Standby: 200 jam [PALSU]
USB/Port: microUSB v2.0 (MHL 2), USB On-the-go, USB Host [ASLI]
USB/Port: microUSB v2.0 [PALSU]
Ukuran/Berat: 136.6 x 69.8 x 7.9 mm / 130 g [ASLI]
Ukuran/Berat: 136.6 x 69.8 x 7.9 mm / 143 g [PALSU]
Sumber gambar: kaskus
Nah, bagaimana? Dari perbandingan yang saya tampilkan berikut -meski kurang lengkap dan rinci- sudah bisa dan jelas kan mana yang asli? Memang sejatinya meniru itu susah untuk menjadi seperti aslinya.
Kemudian, kalau kamu terlanjur membeli dan ragu apakah produk itu asli atau aspal, juga untuk memastikan barang itu legal (beli di toko fullset) atau illegal (curian, dus dan device beda) berikut saya beri beberapa cara untuk mengetahui keasliannya (berlaku untuk semua jenis smartphone Android):
1. Cek nomor IMEI, adalah cara paling mudah untuk mengetahui smartphone yang kita beli asli atau aspal. Jika nomor IMEI yang ada di device kita cocok dengan yang ada di dus, maka bisa dipastikan itu adalah asli. Melalui menu Phone Call, tekan *#06#, lalu akan muncul sederet nomor. Cocokkan dengan yang tertulis di dus.
Untuk menambah keyakinan lagi, perhatikan angka ke-7 dan ke-8 pada deret IMEI. kedua angka tersebut secara urut kita gabung dan kita bisa mengetahui dimana pabrikan device tersebut. Lalu cocokkan kembalii dengan yang ada di dus atau cari lokasi produksi di kerangka device. Misalnya ada deret IMEI 15 angka sebagai berikut 345678 04 7654321. Maka angka ke-7 dan ke-8 adalah 0 dan 4. Keduanya digabung jadi 04. Angka ini bisa menunjukkan dimana device tersebut diproduksi ya, berikut kodenya:
- 00 ~> Produksi Finlandia
- 02 atau 20 ~> Produksi (wilayah) ASIA
- 03 ~> Produksi Prancis
- 04 ~> Produksi Korea
- 05 ~> Produksi Amerika
- 08 atau 80 ~> Produksi Jerman
Jika pada IMEI smartphone diproduksi di Korea, pastikan juga di dus atau kerangka smartphone/device juga sama diproduksi di Korea.
Saya sangat merekomnedasikan cara pertama ini.
2. Cocokkan tipe dan model smartphone melalui Apps.Opera.Com. Caranya cukup masuk ke alamat tersebut dan scroll ke bawah, nanti akan tertulis tipe dan model smartphone kamu. Kalau sesuai, misal "Sony Ercisson LT28h" atau "Samsung GT-I9500" berarti asli. Kalau disana tertulis "Android Generic bla bla bla", mungkin smartphone kamu bukan asli. Cara kedua ini sangat tidak saya sarankan, kenapa, karena pendeteksian dari firmware bisa saja salah karena kita tidak memakai stock rom alias custom rom.
3. Berikutnya melihat model dan tipe smartphone dari detil properti pada hasil jepretan kamera asli si smartphone. Caranya cukup mudah, silahkan kamu gunakan smartphone kamu untuk memotret (apapun), kemudian hasilnya kamu cek dari Gallery, lihat detil properti disana, nanti akan tertulis tipe dan model smartphone. Bisa juga file hasil jepretan dibuka lewat komputer untuk melihat detil propertinya. Lagi, saya tidak merekomendasikan cara ketiga ini. Pengaruh firmware modifikasi bisa menuliskan model yang berbeda.
4. Periksa kondisi secara fisik. Cara ini bagi mereka yang sudah paham betul tentang smartphone dan sudah lama menggunakan, katakanlah kamu yang kecanduan perkembangan smartphone sehingga gonta-ganti, alhasil kamu bisa paham mana yang asli atau yang aspal. Cara ini tidak direkomendasikan buat para 'switcher' ya.
Sekian tulisan saya, semoga ini bisa membantu orang-orang yang penuh keraguan dengan smartphone yang mereka punya.
0 comments:
Post a Comment