Portfolio

On This Site

The outline of what I do

Pesona Kawah Ijen Banyuwangi

Salam lestari!
Perkenalkan, aku bukan seorang anggota organisasi pecinta alam, aku bukan orang dengan hobi mendaki gunung, dan aku bukan orang yang berkali-kali mendaki gunung. Aku hanya seorang mahasiswa yang asik dengan kehidupan di alam maya, setiap hari duduk di depan laptop, nunggu update-an dari repo Ubuntu, googling sana-sini buat nge-port Flyme OS (udah discontinued -flymeos . net-) di SG GT-I9500, fans berat Manchester United, tiap hari juga asik belajar desain grafis, gak jauh-jauh pokoknya dari laptop sama internet.



Hari ini 1 Oktober 2013, aku dan 3 orang teman akan melakukan hal yang 'keluar' dari keseharian kami, yaitu mendaki untuk menikmati indahnya blue fire dan pesona lain di Ijen.

Perkenalkan 3 teman saya;

Pertama, Riezto (22)


Anak SI, udah bisa bayangkan kehidupan sehari-harinya kan? Tiap hari galau karena Apple udah merilis iOS 7, mau upgrade atau enggak. Terakhir mendaki: -

Kedua, Rijoe (22)


Anak SI, udah bisa bayangkan kehidupan sehari-harinya kan? (Kenapa diulang? ya daripada ngasih deskripsi lain, emang kami bertiga satu jurusan). Manusia dengan seribu kegiatan seharinya. Acara di kampus, organisasi, gereja, dan lainnya (mungkin) bikin orang tuanya lupa kalau punya anak satu ini, jarang ada di rumah. Terakhir mendaki: SMP

Terakhir, Dymas  (22)


Bukan Dymas yang jadi kapten TIMNAS U19 kemaren, tapi kapten tim basket di jurusannya. Anak Ekonomi. Tiap hari gak sibuk ngitung duit, tapi ngitung hari kapan skripsi kelar. Terakhir mendaki: SD

Kami berempat cuma punya niat buat bisa melihat indahnya Ijen. Pengalaman jelas meragukan atau bahkan kamu tertawa setelah melihat gambaran kami seperti apa. Cuma bisa googling baca artikel orang yang sudah pernah ke Ijen. Jadi ketika kamu mulai tertawa membaca cerita selanjutnya, itu wajar. Apalagi kamu "Anak Gunung". Pffffttt whatever lah... -__-

Dengan estimasi waktu yang gak jelas, kami berangkat dari kontrakan tercinta mengendarai 2 motor - Jalan Kalimantan 1 No. 80 Sumbersari - Jember, Jawa Timur - jam 3 sore. Perjalanan dari Jember ke Bondowoso memakan waktu 1 jam karena jembatan di Bondowoso diperbaiki, harus lewat muter. Sampai dipertigaan jalan Jember - Ijen - Situbondo (dari Jember kalau lurus ke Situbondo, kalau ke kanan menuju Ijen), berhenti sejenak mampir di mini market untuk beli bahan makanan.

Jam 4 lebih perjalanan berlanjut. Hari sangat panas, ini jelas nggak mungkin turun hujan. Perjalanan terasa sangat jauh. Hari semakin gelap dan kondisi di perjalanan dari Desa Sempol sejauh lebih kurang 13km ke Pos Paltuding. Karena ada beberapa hal 'bodoh' yang kami lakukan, terpaksa kami harus berhenti sejenak untuk ganti pakaian supaya tidak kedinginan diperjalanan. Sebelumnya kami cuma memakai celana pendek, sendal, jaket sweater, ini seperti kalau mau nongkrong di cafe. Maklum.

Perjalanan terasa sangat lama, mungkin efek hari sudah gelap, dingin, dan baru pertama kali. Kemudian jam 6 lebih baru kami sampai di Pos Paltuding. Disini adalah tempat kita mendaftar untuk melakukan pendakian ke Kawah Ijen. Di Pos Paltuding hanya ada bebrapa fasilitas saja seperti penginapan, warung kopi, area parkir, camping ground, dan toilet yang gak ada airnya (menurut penjaga pos, karena lagi musim kemarau).

Sesampainya di Pos Paltuding, kami mendaftar dan mengisi form pendakian. Karena kami nggak punya tenda jadi harus sewa kamar penginapan. Rp 100.000/kamar 24 jam, Rp 1000 biaya parkir, dan Rp 2000 biaya masuk Ijen. Harga ini bisa lebih mahal ketika toilet ada airnya. Dari tadi ngomongin toilet gak ada airnya, terus kalau mau pee atau pup gimana? Menurut kamu gimana?

"Ya karena toilet gak ada airnya, jadi mas-mas ini bisa kencing atau bab ditempat yang gelap, itung-itung menyumbang pupuk organik untuk cagar alam..hahaha" Pak Penjaga POS PALTUDING

Jadi kalau pagi sampe sore belum gelap gimana kalau mau buang hajat? Di dalem kamar terus lampu dimatiin gitu, biar gelap. -__-

Setelah dapat kamar penginapan, kami istirahat dan makan. Setelah itu ngopi di warkop depan kamar penginapan. Menunya pun seadanya, serba goreng, hangat dan instan. Harganya gak semahal yang kita bayangkan kalau belum pernah kesini. Masih jauh mahal harga makanan di dalam kereta api.

Jam 10 kami kembali ke kamar penginapan dan mulai tidur agar nanti jam 1 malam bisa mulai mendaki. Kondisi Pos Paltuding ini sangat sepi dari awal kami datang sampai kamu sudah terlelap.

Karena baru pertama, kami berniat menunggu rombongan lain untuk mendaki. Ini sudah jam 1 lebih, tapi masih juga sepi. Setelah hampir jam 2 baru berdatangan mobil-mobil dengan tourist manca negara. Bismillah pendakian kami mulai....

Duh, belum sampai 200m, aku udah ngos-ngosan, padahal pendakian ini lebih kurang 3km. Dalam perjalanan kami bertemu bapak-bapak yang berangkat mencari belerang. "Mari pak..." Kami jalan menyalip si bapak. "Mari dek..." Eh jalan 5 menit disalip si bapak -_-
Nggak bisa dipungkiri, kondisi fisik dan keseharian sangat berpengaruh. Aku yang paling parah.... Udah gak inget berapa kali bilang break ke temen-temen. Selain dingin, ngantuk, oksigen (mungkin) juga menipis.

Ada hal 'bodoh' lain yang aku lakukan. Hanya menggunakan sendal untuk mendaki. Jadi repot karena medannya gak seperti pelataran menuju pintu masuk cafe. Makanya pake sendal keliatan paling bego dan memalukan -_-

Sekitar jam 3 lebih kami dan beberapa rombongan lain sampai di kantin peristirahatan. Nggak lama, di kantin belum ada yang jualan, kami berhenti hanya untuk minum dan mengumpulkan energi untuk menuju kawah. Ada hal yang bikin kami malu, dalam rombongan ada sepasang kakek-nenek bule, udah uzur tapi semangat dan fisiknya oke. Yaudah daripada malu-maluin, kita cabut duluan ke kawah. Menurut guide setempat, dari kantin ke kawah tinggal 250m lagi, tapi dengan kemiringan yang lebih dari jalan Pos Paltuding ke kantin. Baru jalan beberapa meter, dua sejoli kakek-nenek ini udah nyalip aja. Sial... Udah ah biarin, kalau jaim ya sakit semua.

Sekitar 25 menit jalan, kami sampai di atas kawah. Karena masih gelap, warna air di kawah tidak kelihatan, tapi ada objek lain yang istimewa untuk meunggu kawah berwarna hijau, yaitu blue fire. Dari hasil googling sebelum berangkat, banyak artikel yang bilang kalau api biru di kawah ijen ini salah satu dari dua yang ada di dunia. Sampai disini, ada perdebatan kecil diantara kami. Riezto kurang interest sama blue fire karena lebih pengen lihat sun rise. Aku dan temen-temen lain gak menyalahkan Riezto, ada beberapa hal yang memang bikin orang males lihat blue fire, yaitu medan yang harus ditempuh untuk bisa mendekat menikmati blue fire. Selain itu, sendal dan sepatu kets yang kita pakai jelas nggak nyaman untuk turun ke kawah.

Dari puncak kawah, jalan setapak menuju blue fire memiliki kemiringan yang ekstrim. Bahkan ada beberapa titik tanpa bebatuan yang bisa dibuat pegangan dan posisinya nyaris 70 derajat kemiringan. Nggak tau juga sih, ilmu derajat nggak terlalu berlaku buat anak SI. Kalau salah ya  wajar. Intinya bener-bener curam dan bebatuan yang kita injak nggak semuanya solid.

Akhirnya kami putuskan untuk tetap turun. Jalan begitu membingungkan jika jauh dari rombongan, seperti banyak rute. Tapi ada satu jalan yang begitu membekas karena setiap hari dilewati oleh para penambang belerang. Menuruni dengan hati-hati, akhirnya sekitar 20 menit kami sampai dan benar-benar dekat dengan blue fire.  Rasa lelah hilang begitu saja setelah melihat api biru ini dari dekat. Bener-bener WOW! Hanya ada satu masalah setelah didekat blue fire, yaitu arah angin yang mendadak ganti, ini membuat asap belerang menyerbu kita yang ada disebelah. Sangat sesak, seperti deket dengan sakaratul maut jika angin ini terlalu lama ke arah kita.

Hal yang paling penting adalah, mengabadikan momen ini, yang bisa saja sekali seumur hidup didekat blue fire yang indah ini.

Setelah puas menikmati blue fire,  dan sudah jam 4.30. Tujuan kami adalah sun rise. 30 menit untuk naik ke puncak kawah. Percaya atau enggak, dari bawah melihat ke atas kawah, sepeti melihat gedung berlantai banyak yang lurus didepan kita. Perjalanan keatas lebih menyakitkan daripada kebawah. Gantian kami bilang break. Udah gak keitung berapa kali. Padahal saat itu kami cuma bawa tas kecil, itu bagaimana para penambang yang  membawa beban berkilo-kilo belerang?!

Jam 5 persis kami sampai kembali di atas kawah. Aku menyempatkan bertanya pada penambang belerang kemana arah untuk menikmati sun rise. Si bapak hanya menunjuk ke satu titik. Dari posisi saat itu aku dan temen-temen berdiri, bisa dikira-kira itu sangat jauh.

Ketika sampai di atas, semua capek. Diem aja ngelihat kawah yang mulai kelihatan warna hijaunya. Dari sini kami gagalkan perjalanan untuk menikmati sun rise. Takut kelewat momen dan efek lelah setelah menikmati blue fire.

Kami menikmati pesona kawah ijen berjam-jam dan jajaran pegunungan yang indah. Foto-foto kami ambil. Benar-benar ini alam Indonesia yang indah. Memang keinginan untuk berlibur ke luar negeri selalu ada, tapi nikmati dulu indahnya pesona alam di tanah air dari dekat!

Sudah hampir jam 7. Saatnya turun ke Pos Paltuding. Rasa capek-capek tadi sudah hilang, terobati dengan keindahan alam di Ijen. Perjalanan pun dimulai. Sampai di kantin setengah jam kemudian. Rehat sejenak melepas lelah. Perjalanan dari kantin ke Pos Paltuding justru lebih berat, karena berjalan turun. Beban tubuh berlipat.

Sampai di Pos Paltuding sekitar pukul 9 lebih. Nggak nunggu lama, langsung sarapan sambil ngopi di kantin sembari main kartu. Ngobrol-ngobrol sejam. Jam 11 kami berangkat pulang. Jam 2 lebih sampai di Bondowoso, kemudian Dymas naik bus ke Situbondo. Lanjut ke Jember dan sampai di kontrakan sekitar jam 3 sore. Sangat melelahkan. Tapi dibayar puas dengan pesona Ijen. Terima kasih Ijen, terima kasih Indonesia, terima kasih teman-teman.... :)


Beberapa gambar yang kami ambil secara amatir dari Ijen untuk oleh-oleh anak cucu.

Apakah Kamu Kecanduan Gadget?

Bermesraan dengan pacar? Iya kalau punya, kalau belum punya? Jangan salah. Hari gini yang namanya bermesraan gak harus dengan pacar, apalagi kamu yang tergolong "gadget geek", karena bermesraan bareng gadget juga tergolong me time. Akan tetapi, bermesraan dengan gadget bisa juga karena kamu kecanduan. Nah, dimana-mana yang namanya kecanduan itu adalah hal yang tidak baik, diluar konteks kecanduan terhadap hal yang lebih positif. Berarti kecanduan gadget tergolong hal negatif dong? (Ya, iyalah, banyak efek buruknya daripada baiknya bro..). Hmm..

Lalu bagaimana cara kamu tahu kalau kamu kecanduan gadget? Mudah sekali. Kamu tinggal jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Aturannya, jawab semua pertanyaan sampai nomor terakhir, kemudian cukup kamu jawab "ya" atau "tidak". Untuk jawaban "ya" nilainya 1 dan untuk jawaban "tidak" nilainya 0. Kemudian jumlahkan semua nilai, lalu cocokkan dengan jawabannya. Oke, bisa langsung kamu coba buktikan, apakah kamu kecanduan gadget atau tidak.



  1. Apakah kamu sering makan sembari mengoperasikan komputer atau handphone? [y] [t]
  2. Apakah kamu ke toilet dengan membawa gadget? [y] [t]
  3. Apakah kamu punya akun pada lebih dari satu sosial media? [y] [t]
  4. Apakah kamu me-refresh Time Line atau News Feed kurang dari 1 jam sekali? [y] [t]
  5. Apakah kamu harus membuka email dan me-refresh inbox sehari sekali? [y] [t]
  6. Apakah kamu panik jika mendadak koneksi internet mati? [t] [n]
  7. Apakah kamu ingin jadi orang pertama yang mengabadikan kejadian dengan 140 karakter di sosial media? [t] [n]
  8. Apakah kamu sering mem-bookmark halaman tutorial oprek gadget daripada materi kuliah/sekolah? [t] [n]
  9. Apakah kamu lebih sering mengunjungi situs gadget daripada situs kampus? [t] [n]
  10. Apakah kamu lebih memilih GPS daripada bertanya kepada orang lain untuk menentukan jalan? [t] [n]
  11. Apakah kamu lebih suka nonton film melalui gadget daripada di bioskop? [t] [n]
  12. Apakah kamu membalas seketika mention atau comment saat sedang asik berdiskusi dengan teman? [t] [n]
  13. Apakah kamu memiliki lebih dari satu gadget? [t] [n]
  14. Apakah kamu memiliki lebih dari satu unit komputer/laptop? [t] [n]
  15. Apakah kamu mengetahui harga-harga terkini smartphone? [t] [n]
  16. Apakah kamu lebih sering komunikasi melalui messenger daripada ngobrol langsung? [t] [n]
  17. Apakah kamu mengalihkan tempat kopdar dari yang tidak ada koneksi WiFi ke tempat dengan koneksi WiFi? [t] [n]
  18. Apakah kamu merasa percaya diri dengan memegang gadget yang jadi 'hot item'? [t] [n]
  19. Apakah kamu merasa minder ketika bersebelahan dengan seseorang yang membawa gadget lebih bagus dari kamu? [t] [n]
  20. Apakah kamu menjawab pertanyaan sampai akhir? [t] [n]

Temukan jawabanmu disini:
  • Poin 0 - 1: Apakah kamu orang yang apatis terhadap perkembangan jaman dan menolak internet serta kemajuan teknologi yang pesat ini?
  • Poin 1 - 5: Kamu memiliki gadget namun hanya sebatas kata 'punya'. interaksi sosial menurutmu masih lebih penting daripada sosial media. Walaupun ada gadget terbaru, kamu tidak begitu mengidamkannya.
  • Poin 5 - 10: Memang hal yang sangat wajar kita memiliki gadget dijaman sekarang ini. Kamu masih bisa mengurangi ketergantungan gadget kamu dengan sering keluar bareng teman, mematikan melupakan sejenak gadget saat kamu ngobrol, nikmati suasana romantis kamu dengan orang terdekat tanpa gangguan gadget. Mungkin sedikit susah, tapi itu bisa dibiasakan.
  • Poin 10 - 15: Mau bagaimana lagi, kamu begitu nyaman bersama gadget. Seolah-olah orang diseluruh dunia memperhatikan kamu dengan banyaknya jumlah Teman atau Pengikutmu dalam sosial media. Mulai biasakan mematikan gadget saat kamu tidur atau perbanyak interaksi sosial yang sesungguhnya, tidak hanya di dunia maya. Kalau tidak, kamu akan kecanduan dan kehilangan dunia nyata.
  • Poin 15 - 20: Akut! Satu kata itu mendefinisikan bahwa kamu sangat kecanduan gadget. Pola hidup kamu begitu acak-acakan, jadwal berantakan, hanya jadwal update gadget yang tertata rapi. Kamu kehilangan dunia nyatamu yang begitu indah. Kamu hanya merasa spesial dan terhormat di dunia maya. Bahkan orang satu rumah kamu cuekin hanya untuk bermesraan dengan gadget. Kamu lupa bahwa gadget bukanlah sesuatu yang harus mendominasi kehidupanmu, ada hal-hal yang harus kamu utamakan di luar sana. Hidupmu sebenarnya bukan di dunia maya, segera kurangi kebiasaan kamu kemana-mana harus membawa gadget, karena membuat kamu hanya fokus pada sosial media dan melupakan apa yang harus kamu lakukan sekarang.

Bagiaman? Berapa jumlah poin kamu? Ini bukan kuisioner yang begitu mempengaruhi kehidupan kamu setelah kamu tahu hasilnya. Hanya sekedar cermin saja, ketika kamu lupa, sudah sampai mana kamu menerima gaya hidup modern. Apapun hasilnya, jadilah diri kamu sendiri, nggak perlu berpura-pura. Acuh terhadap omongan orang yang menjelekkanmu nggak masalah, tapi jangan acuh ketika mereka memberi nasihat atau saran buat kamu. Yasudahlah, why so serious? :D


Smartphone Kamu Asli Atau Palsu?

Bukan karena tak tahu, tetapi belum sempat mengerti caranya.

Sudahkan kamu memiliki smartphone? Jawabannya bisa sudah dan belum (bukan tidak ya :D). Ketika kita punya keinginan untuk memiliki sebuah gadget berupa smartphone, akan muncul 1 pertanyaan besar, yaitu: "Beli merk apa ya baiknya?". Ya, itu adalah pertanyaan yang dimiliki semua orang dan harus mereka jawab sendiri. Tapi pertanyaan itu tidak akan pernah muncul andai kata pilihan smartphone tidak sebanyak saat ini. Mau mencoba menghitung? Silahkan dicoba ya. Kita mulai dari vendor terbesar sampai lokal ya; Samsung, mulai dari smartphone entry level sampai high-end dan dimuali tahun 2011 saja; kemudian Apple, Sony, BlackBerry, Nokia, Google Nexus, Motorola, HTC, ASUS, LG, Lenovo, Acer, Oppo, Acer, Huawei, CROSS, mito, S-Nexian, dan lainnya. Sudah ketemu berapa banyak tipe smartphone yang ada? Sudahlah, lupakan saja :D




Semakin banyak vendor mengeluarkan tipe smartphone, semakin bingung konsumen akan membeli yang mana. Mereka membedakan berdasarkan spesifikasi. Dan semakin tinggi spesifikasinya, semakin tebal rupiah yang kita keluarkan.

Dari masalah 'tebal' itu tadi, ada beberapa ide yang seolah-olah memberikan solusi dari kebutuhan kita akan smartphone. Dan ide ini menjadi masalah baru ditengah-tengah kebingungan konsumen dalam memilih samrtphone. Ide yang saya maksud adalah ide untuk membuat duplikasi smartphone. Wajar saja kalau ide ini muncul, karena kita menginginkan smartphone dengan spesifikasi wah dan harganya 'tipis'. 

Belakangan marak sekali produk-produk smartphone aspal atau yang biasa kita sebut KW/Super Copy/ Super King/ Cina (tak ada maksud rasis, ini istilah yang ramai dipakai masyarakat). Produsen ini sebenarnya kreatif. Tapi saya lebih suka menyebut mereka oknum daripada produsen. Kenapa? Produk yang mereka buat jelas-jelas menjiplak ide dari vendor lain yang dengan susah payah dan keluar uang banyak untuk kreatif serta membeli hak paten. Katakanlah Samsung dan Apple yang kemarin gencar-gencar saling menuntun paten mereka dan menuduh satu sama lain menjiplaknya. Keduanya juga terkena denda dan hubungan bisnis sedikit terganggu karena kasus penjiplakan produk.

Nah, apa gak mikir yang memproduksi smartphone aspal ini kalau saja vendor yang produknya mereka jiplak mencari mereka? Sayangnya vendor yang produknya dijiplak masih kelihatan acuh. Hal ini bisa disebabkan produksi smartphone aspal diproduksi secara mandiri atau katakanlah ini produksi rumahan, bukan atas nama perusahaan. Faktor lain mungkin juga karena ini bukan merupaka persaingan yang wajib mereka pedulikan, sebab segmen yang disasar jelas beda. begitu juga dengan kita, jelas sudah tau mana yang asli atau yang aspal. Atau mungkin ada faktor lain sehingga vendor yang produknya dijiplak habis-habisan tidak kebakaran jenggot saya belum tahu.




Bagi konsumen awam atau bisa saya katakan 'switcher', karena sebelumnya belum pernah memiliki smartphone, hal ini sangat bahaya kalau tidak tahu smartphone yang akan dibelinya asli atau aspal. Jelas sekali akan ada kerugian jika mereka membeli produk aspal dari oknum tertentu. Kasus yang sekarang marak yaitu; kebanyakan smartphone gahar milik Samsung dijiplak. Sebagai contoh adalah Galaxy S series. Mulai dari S2 sampai S4. Kalau dari vendor lain belum pernah menemui atau mungkin saya saja yang belum tahu.

Oknum membuat smartphone aspal/replika dengan desain yang nyaris sama secara kasat mata dengan produk dari Samsung. Mulai dari ukuran, ketebalan, posisi komponen, kemasan, modifikasi firmware dan sistem operasi memakai Android. Hanya saja spesifikasi yang mereka sematkan berbeda. Sebagai contoh kita akan bahas Samsung Galaxy S4 vs Super Copy Galaxy S4.

Perbandingan Spesifikasi:

Samsung Galaxy S4 GT-I9500

Jaringan: GSM 850 / 900 / 1800 / 1900, 3G HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100 [ASLI]
Jaringan: GSM 800 / 850 / 1800 / 1900, 3G HSDPA ~ [PALSU]

Prosesor: Exynos 5 Octa 5410 Quad-core 1.6 GHz Cortex-A15 & quad-core 1.2 GHz Cortex-A7 GPU PowerVR SGX 544MP3 [ASLI]
Prosesor: MTK 6577 dual core 1.2GHz Cortex A9 + SGX531 GPU [PALSU]

OS: Android 4.2.2 Jelly Bean [ASLI]
OS: Android 4.2.2 Jelly Bean [PALSU]

Memori: ROM 16GB, RAM 2GB [ASLI]
Memori: ROM 2GB, RAM 512MB [PALSU]

Layar: 5.0 inches (~441 ppi pixel density), Resolusi 1080 x 1920 pixels, Super AMOLED capacitive touchscreen, 16M colors, Corning Gorilla Glass 3, TouchWiz UI [ASLI]
Layar: 5.0 inches (ppi ~), Resolusi 960 x 540 pixels, 16M colors [PALSU]

Kamera: Primer: 13 MP, 4128 x 3096 pixels, autofocus, LED flash. Fitur: Dual Shot, Simultaneous HD video and image recording, geo-tagging, touch focus, face and smile detection, image stabilization, HDR. Se kunder: 2 MP,1080p@30fps, dual video call [ASLI]
Kamera: Primer: Rear 8 MP, flash light. Sekunder: 1.3 MP video recording [PALSU]

WiFi: 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, DLNA, Wi-Fi Direct, Wi-Fi hotspot [ASLI]
WiFi: 802.11b/g [PALSU]

Bluetooth: v4.0 with A2DP, EDR, LE [ASLI]
Bluetooth: v2.1 [PALSU]

Baterai: Li-Ion 2600 mAh battery, Talk Time: 17 jam, Standby: 370 jam [ASLI]
Baterai: Li-Ion 2100 mAh battery, Talk Time: 4 jam, Standby: 200 jam [PALSU]

USB/Port: microUSB v2.0 (MHL 2), USB On-the-go, USB Host [ASLI]
USB/Port: microUSB v2.0 [PALSU]

Ukuran/Berat: 136.6 x 69.8 x 7.9 mm / 130 g [ASLI]
Ukuran/Berat: 136.6 x 69.8 x 7.9 mm / 143 g [PALSU]



Sumber gambar: kaskus


Nah, bagaimana? Dari perbandingan yang saya tampilkan berikut -meski kurang lengkap dan rinci- sudah bisa dan jelas kan mana yang asli? Memang sejatinya meniru itu susah untuk menjadi seperti aslinya.

Kemudian, kalau kamu terlanjur membeli dan ragu apakah produk itu asli atau aspal, juga untuk memastikan barang itu legal (beli di toko fullset) atau illegal (curian, dus dan device beda) berikut saya beri beberapa cara untuk mengetahui keasliannya (berlaku untuk semua jenis smartphone Android):

1. Cek nomor IMEI, adalah cara paling mudah untuk mengetahui smartphone yang kita beli asli atau aspal. Jika nomor IMEI yang ada di device kita cocok dengan yang ada di dus, maka bisa dipastikan itu adalah asli. Melalui menu Phone Call, tekan *#06#, lalu akan muncul sederet nomor. Cocokkan dengan yang tertulis di dus.
Untuk menambah keyakinan lagi, perhatikan angka ke-7 dan ke-8 pada deret IMEI. kedua angka tersebut secara urut kita gabung dan kita bisa mengetahui dimana pabrikan device tersebut. Lalu cocokkan kembalii dengan yang ada di dus atau cari lokasi produksi di kerangka device. Misalnya ada deret IMEI 15 angka sebagai berikut 345678 04 7654321. Maka angka ke-7 dan ke-8 adalah 0 dan 4. Keduanya digabung jadi 04. Angka ini bisa menunjukkan dimana device tersebut diproduksi ya, berikut kodenya:

  • 00 ~> Produksi Finlandia
  • 02 atau 20 ~> Produksi (wilayah) ASIA
  • 03 ~> Produksi Prancis
  • 04 ~> Produksi Korea
  • 05 ~> Produksi Amerika
  • 08 atau 80 ~> Produksi Jerman
Jika pada IMEI smartphone diproduksi di Korea, pastikan juga di dus atau kerangka smartphone/device juga sama diproduksi di Korea.
Saya sangat merekomnedasikan cara pertama ini.

2. Cocokkan tipe dan model smartphone melalui Apps.Opera.Com. Caranya cukup masuk ke alamat tersebut dan scroll ke bawah, nanti akan tertulis tipe dan model smartphone kamu. Kalau sesuai, misal "Sony Ercisson LT28h" atau "Samsung GT-I9500" berarti asli. Kalau disana tertulis "Android Generic bla bla bla", mungkin smartphone kamu bukan asli. Cara kedua ini sangat tidak saya sarankan, kenapa, karena pendeteksian dari firmware bisa saja salah karena kita tidak memakai stock rom alias custom rom.

3. Berikutnya melihat model dan tipe smartphone dari detil properti pada hasil jepretan kamera asli si smartphone. Caranya cukup mudah, silahkan kamu gunakan smartphone kamu untuk memotret (apapun), kemudian hasilnya kamu cek dari Gallery, lihat detil properti disana, nanti akan tertulis tipe dan model smartphone. Bisa juga file hasil jepretan dibuka lewat komputer untuk melihat detil propertinya. Lagi, saya tidak merekomendasikan cara ketiga ini. Pengaruh firmware modifikasi bisa menuliskan model yang berbeda.

4. Periksa kondisi secara fisik. Cara ini bagi mereka yang sudah paham betul tentang smartphone dan sudah lama menggunakan, katakanlah kamu yang kecanduan perkembangan smartphone sehingga gonta-ganti, alhasil kamu bisa paham mana yang asli atau yang aspal. Cara ini tidak direkomendasikan buat para 'switcher' ya.

Sekian tulisan saya, semoga ini bisa membantu orang-orang yang penuh keraguan dengan smartphone yang mereka punya.